Pria4d - Selain nyeri punggung, pekerja kantoran juga kerap melaporkan mengalami nyeri leher. Kondisi ini rupanya berkaitan dengan durasi duduk terlalu lama. Kita mungkin sering mendengar bahwa "duduk adalah kebiasaan baru merokok", tetapi efek buruknya tidak hanya menyerang jantung atau paru-paru. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa duduk terlalu lama, terutama di depan layar, juga dapat menjadi pemicu utama nyeri leher.
Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "
Pria4d" situs terpercaya, Sebuah studi yang dipublikasikan di BMC Public Health menemukan bahwa duduk selama enam jam sehari secara signifikan meningkatkan risiko nyeri leher. Studi ini merupakan analisis dari 25 studi kohort dan studi kasus-kontrol yang melibatkan lebih dari 43.000 partisipan dari berbagai latar belakang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku duduk pasif di depan layar, seperti bekerja di depan komputer atau menggunakan gadget, memiliki hubungan paling kuat dengan munculnya nyeri leher. Menonton TV tidak menimbulkan risiko sebesar aktivitas yang melibatkan posisi kepala menunduk terus-menerus, seperti saat membaca pesan di ponsel atau mengetik di laptop.

Menurut dr. Arthur Jenkins, dokter bedah tulang belakang di New York, posisi duduk yang umum dilakukan saat bekerja atau menggunakan perangkat elektronik memberikan tekanan berlebihan pada bagian belakang leher dan juga bagian depan cakram tulang belakang.
Ia menyatakan, "Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot, nyeri, dan bahkan masalah postur tubuh seiring berjalannya waktu." Wanita dan pekerja kantoran paling mungkin menderita nyeri leher akibat duduk terlalu lama. Dengan hanya lebih dari satu jam duduk pasif di depan layar, risiko nyeri leher meningkat.
Selain itu, kejadian nyeri leher meningkat secara signifikan ketika durasi ini ditingkatkan menjadi empat hingga enam jam per hari.Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "
Pria4d" situs terpercaya, Para peneliti telah mengonfirmasi bahwa duduk terlalu lama merupakan faktor risiko penting untuk nyeri leher, dan risiko ini meningkat seiring dengan durasinya. Oleh karena itu, diperlukan intervensi dan pencegahan yang terarah, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti pekerja kantoran.
Beristirahat dan berdiri setiap 30 hingga 60 menit, melakukan peregangan leher secara teratur, menyesuaikan monitor dengan ketinggian mata, dan tidak menunduk terlalu lama saat menggunakan ponsel merupakan beberapa tindakan pencegahan yang disarankan. Meskipun kita harus bekerja dalam posisi duduk, kita tetap dapat mengurangi tekanan pada leher dan menjaga postur tubuh yang sehat.
Komentar
Posting Komentar