Pria4d - Dr. Iwan Wahyu Utomo, AIFO.K., menegaskan bahwa berlari tanpa persiapan dapat mengakibatkan masalah jantung yang serius, termasuk serangan jantung. Ia mengklaim bahwa kematian mendadak saat berolahraga masih sering terjadi, terutama pada individu yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit jantung tersembunyi. "Akibat penyakit jantung yang tidak terdiagnosis, banyak serangan jantung terjadi saat berolahraga.
Saat dihubungi "pria4d" situs terpercaya pada hari Sabtu, Iwan mengatakan kepada media, "Apalagi jika dilakukan secara intensif tanpa persiapan." Bahkan bagi orang muda yang tampak sehat, pemeriksaan jantung tahunan sangatlah penting. Risiko kematian mendadak akibat penyakit jantung yang tidak terdiagnosis dapat dikurangi dengan deteksi dini.
"Usia 23 tahun bukan berarti tidak akan terkena penyakit jantung. Kata dokter, ada kelainan jantung bawaan atau gangguan irama jantung yang bisa muncul tiba-tiba saat berolahraga dan sering kali tidak bergejala." Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya
Iwan. Ia mengatakan, beberapa pemeriksaan yang sebaiknya dilakukan sebelum memulai program lari rutin adalah: pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk mengetahui kondisi tubuh secara umum; EKG (elektrokardiogram) untuk mengetahui apakah ada irama jantung yang tidak normal; tes treadmill untuk mengetahui respons jantung terhadap aktivitas fisik; dan, bila perlu, ekokardiografi untuk mengetahui kinerja jantung. Iwan menekankan pentingnya tahapan latihan yang tepat selain pemeriksaan kesehatan. Pemanasan selama 10 hingga 15 menit sangat dianjurkan sebelum memulai lari.

Selain meningkatkan suhu tubuh, pemanasan ini membantu jantung dan otot menyesuaikan diri secara bertahap dengan aktivitas fisik. "Jantung membutuhkan beban secara bertahap." Alhasil, jantung siap mengerahkan tenaga lebih besar saat kita mulai berlari, jelasnya. Pemula sebaiknya memulai latihan dengan intensitas rendah setelah pemanasan, lalu secara bertahap menambah beban sesuai kemampuan tubuh.
Dengan strategi ini, cedera dan kelelahan berlebihan dapat dihindari. Pendinginan penting dilakukan setelah berlari. Iwan mengatakan, pendinginan membantu memperlambat denyut jantung dan mengembalikan tubuh ke kondisi normal. Selain itu, tahapan ini penting untuk mengurangi risiko gangguan irama jantung dan pusing setelah aktivitas fisik. Saat terjadi masalah pada jantung, tubuh biasanya akan menunjukkan gejala awal.
Saat berolahraga, risiko serangan jantung dapat meningkat jika tanda-tanda ini diabaikan. Iwan menyebutkan beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai saat berolahraga, seperti nyeri dada, terutama saat beraktivitas, detak jantung tidak teratur atau palpitasi, pusing atau vertigo, seperti ingin pingsan, sesak napas yang tidak biasa, bahkan pada intensitas rendah, merasa sangat lelah atau lemah tanpa alasan yang jelas.
Untuk menghindari risiko ini, pemanasan atau peregangan sebaiknya dilakukan sebelum memulai rutinitas olahraga. Pemanasan tidak hanya membantu mencegah cedera otot, tetapi juga mempersiapkan jantung untuk bekerja lebih keras. "Pemanasan membantu aliran darah lebih lancar, meningkatkan efisiensi otot, dan mencegah syok pada jantung saat memulai latihan.
Jangan memaksakan tubuh, rawat dan dengarkan sinyalnya," kata dr. Iwan. Ia melanjutkan, siapa pun, terutama pemula, harus memperhatikan sinyal tubuh. Namun, risiko masalah jantung yang berujung pada henti jantung tidak dapat diabaikan begitu saja tanpa persiapan fisik dan pemeriksaan medis yang memadai. Agar tubuh tetap aman dan sehat saat berolahraga, langkah penting yang tidak boleh diabaikan adalah deteksi dini, pemanasan yang cukup, latihan bertahap, dan pendinginan setelah berlari.
Komentar
Posting Komentar