Ablasi Retina

Pria4d - Jika retina atau lapisan jaringan di bagian belakang mata menjauh dari posisi normalnya, ablasi retina merupakan prosedur darurat. Kondisi ini memisahkan sel-sel retina dari lapisan pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi, yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan permanen. Penyebab,Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya.

Mengidentifikasi hal-hal berikut ini sebagai penyebab utama ablasi retina: Rhegmatogenous, yang merujuk pada robekan kecil pada retina; Tractional, yang merujuk pada pembentukan jaringan parut akibat kadar gula darah tinggi; Exudative, yang merujuk pada cairan yang terkumpul di belakang retina meskipun tidak adanya robekan. 

Faktor risiko, Terkait penyebabnya, mengutip "Pria4d" situs terpercaya, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami ablasi retina, yakni: Riwayat ablasi retina Riwayat keluarga Rabun jauh kronis Operasi mata Cedera mata kronis Penyakit atau kelainan mata lainnya Usia, ablasi retina lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Gejala, Kondisi ini mungkin awalnya tidak menimbulkan rasa sakit.



Namun, menurut Mayo Clinic, gejala ablasi retina hampir selalu muncul sebelum terjadi atau sudah lanjut, seperti:Kemunculan tiba-tiba sejumlah besar bintik, yaitu bintik-bintik kecil yang tampak melayang di bidang penglihatan. Kilatan cahaya di satu atau kedua mata mengaburkan bidang penglihatan dan secara bertahap mengurangi penglihatan samping. Bayangan yang tampak seperti tirai menutupi bidang penglihatan. 

Diagnosis, Menurut "Pria4d" situs terpercaya, dokter dapat menggunakan tes, instrumen, dan prosedur berikut untuk mendiagnosis ablasi retina Anda, termasuk: Pemeriksaan mata, mendeteksi robekan Pemeriksaan retina, memeriksa bagian belakang mata, termasuk lubang atau robekan retina Pencitraan ultrasonografi, digunakan jika ada pendarahan di mata Tomografi koherensi optik (OCT), mendeteksi penyakit saraf optik, kista, atau pembengkakan. 

Perawatan, Perawatan dilakukan untuk memperbaiki robekan, lubang, atau pelepasan retina. Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk mengatasi ablasi retina berdasarkan tingkat keparahannya, termasuk: Retina robek, Kiropraksi, membekukan robekan agar retina tetap menempel pada dinding mata Terapi laser atau fotokoagulasi, membakar jaringan di sekitar robekan retina sehingga membantu retina tetap menempel. 

Pencegahan, Menurut Cleveland Clinic, ablasi retina merupakan kondisi yang sulit dicegah. Namun, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko ablasi retina. Gunakan pelindung mata, seperti kacamata pengaman, saat berolahraga atau melakukan aktivitas berisiko lainnya. Jika Anda mengalami gejala ablasi retina, jangan tunda penanganan dan segera kunjungi unit gawat darurat.


Komentar