Sering Lelah Dan Ngantuk Bisa Disebabkan Kekurangan Vitamin

Fase Paling Mematikan DBD Apabila Demam Mulai Turun

Pria4d - Fase paling berbahaya dari penyakit demam berdarah (DBD) bukanlah saat demam tinggi, melainkan saat suhu tubuh mulai turun. Banyak pasien yang tertipu dengan anggapan bahwa kondisinya membaik, padahal sebenarnya mereka berisiko mengalami pendarahan dan syok yang dapat berakibat fatal. "Kadang orang merasa sudah sembuh saat demamnya turun. 

Padahal, itu adalah fase kritis, saat plasma darah mulai keluar dari pembuluh darah dan risiko pendarahan meningkat," kata Dr. dr. I Made Susila Utama, SpPD-KPTI dari RS Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, dalam siaran langsung di Instagram Kementerian Kesehatan RI, Kamis . Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Gejalanya muncul tiba-tiba, disertai demam tinggi akut yang tidak selalu membaik dengan obat penurun panas. Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi ini dapat berkembang menjadi kondisi darurat yang mengancam jiwa. Fase-fase demam berdarah yang perlu diwaspadai, Menurut Made Susila, DBD memiliki pola perkembangan gejala yang khas dan terbagi dalam tiga fase utama yang penting dikenali. 

Berikut tiga fase tersebut, Fase demam (febrile phase), Fase awal ini ditandai dengan demam tinggi yang tiba-tiba, biasanya mencapai 39–41 derajat Celsius. Sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan lemas merupakan gejala tambahan. Demam dapat berlangsung selama 2–3 hari dan sering kali tidak sepenuhnya merespons obat penurun panas. 

"Ini merupakan jenis demam akut yang menyerang tanpa peringatan. Penderita dapat merasa sehat sebelumnya, lalu tiba-tiba mengalami demam tinggi," kata Made. Fase kritis (critical phase), Fase ini terjadi saat demam mulai mereda—fase yang sering disalahartikan sebagai tanda pemulihan. Akibatnya, kebocoran plasma, pendarahan, dan syok semuanya membawa risiko yang jauh lebih tinggi daripada biasanya pada saat itu.



Gejala seperti kelemahan ekstrem, nyeri perut, atau gusi berdarah dapat muncul. "Ketahui bahwa saat suhu tubuh turun, itu belum sembuh. Bahkan, kebocoran plasma dan syok dapat terjadi," kata Made. Fase pemulihan (recovery phase), Pasien memasuki fase pemulihan jika mereka berhasil melewati fase kritis tanpa komplikasi serius. 

Cairan tubuh kembali ke pembuluh darah, gejala membaik, dan suhu tubuh mulai stabil. Namun, pemantauan tetap penting untuk memastikan tidak terjadi kelebihan cairan.Jenis-jenis infeksi virus dengue, Infeksi virus dengue tidak selalu berkembang menjadi DBD. Berikut ini beberapa bentuk manifestasi klinis yang penting untuk diketahui agar tidak keliru dalam membedakannya dengan demam biasa. 

Demam dengue (dengue fever),Ini adalah bentuk infeksi dengue yang ringan. Demam, nyeri otot, sakit kepala, dan terkadang mual merupakan tanda-tanda umum. Tidak ada kebocoran plasma pada fase ini. Demam berdarah dengue (DBD), Ini adalah infeksi dengue yang lebih parah, ditandai dengan penurunan trombosit, kebocoran plasma, dan potensi pendarahan. Perawatan medis diperlukan segera untuk mencegah komplikasi serius. 

"Jika sudah terjadi kebocoran plasma, itu sudah demam berdarah," katanya. Dengue shock syndrome (DSS), Ini adalah bentuk yang paling parah, di mana pasien mengalami syok akibat gangguan sirkulasi darah. Tekanan darah turun, denyut nadi tidak teraba, dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. 

"DSS merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Bisa berakibat fatal," imbuh Made. Meski memiliki berbagai macam gejala, semua bentuk infeksi dengue tetap harus diwaspadai, terutama jika muncul tanda-tanda peringatan. Demam berdarah bukan hanya soal demam tinggi, tetapi juga soal mengenali pola dan fase-fasenya dengan tepat. Fase kritis saat demam turun merupakan momen yang paling berbahaya dan sering kali tidak disadari.


Komentar