Kurangi Resiko Stroke Hanya Dengan Cukup Tidur

Pria4d - Salah satu faktor risiko stroke yang mungkin tidak banyak diketahui adalah kurang tidur. Harry Pantja, seorang aktor dan pembawa acara televisi, adalah salah satu orang yang pernah terkena stroke dan mengakui bahwa pola tidurnya yang kurang merupakan salah satu faktor penyebab penyakit kronis yang dialaminya saat ini. 

Menurut laporan yang dimuat "pria4d" situs terpercaya pada Kamis, Harry Pantja telah mengalami stroke sebanyak tiga kali sejak 2016. Pada tahun 2017 dan 2020, ia menderita stroke berulang yang berdampak lebih besar pada fungsi tubuhnya. Ia harus menggunakan kursi roda untuk bergerak karena hal ini. Jika menilik ke belakang, ia mengaku bahwa pola kurang tidur menjadi penyebab stroke yang dialaminya saat ini. 

Bahkan, temuan studi yang dilakukan pada tahun 2023 menguatkan pernyataan Harry Pantja bahwa kurang tidur secara signifikan meningkatkan risiko stroke. Durasi tidur yang dibutuhkan, Christine Eileen Mc Carthy, MSc, dkk. menganalisis data dari 1.799 orang yang pernah mengalami stroke iskemik dan mencatat durasi tidur mereka dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Neurology (2023). 

Temuan tersebut mengungkapkan bahwa orang yang tidur kurang dari tujuh jam per malam memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menderita stroke. Sebaliknya, orang yang tidur lebih dari 7 jam per malam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan mereka yang tidur lebih dari 9 jam.



Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, Dokter Spesialis Manajemen Kesehatan untuk HRD Korporat, Santi, mengatakan orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur antara 7 hingga 9 jam. "Namun, pada kenyataannya, jumlah tersebut tidak tepat untuk setiap orang. Ada yang membutuhkan waktu lebih dari sembilan jam, ada pula yang hanya tujuh jam. 

Kepada "pria4d" situs terpercaya, Kamis, Santi mengatakan, "Genetika, usia, kesehatan, dan faktor lainnya berperan dalam kebutuhan ini."Usia, Berdasarkan usia, Santi menjabarkan jumlah waktu tidur per hari yang disarankan para pakar meliputi: Bayi 0-3 bulan: 14-17 jam Bayi 4-11 bulan: 12-15 jam Bayi 1-2 tahun: 11-14 jam Anak 3-5 tahun: 10-13 jam Anak 6-13 tahun: 9-11 jam Remaja 14-17 tahun: 8-10 jam Dewasa 18-25 tahun: 7-9 jam Dewasa 26-64 tahun 7-9 jam Lansia lebih dari 65 tahun 7-8 jam. 

Jenis kelamin, Ia menyatakan, "Meskipun masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, ada penelitian yang menyebutkan bahwa wanita membutuhkan waktu tidur sekitar 10-20 menit lebih banyak daripada pria." Hal ini dikarenakan ibu rumah tangga dan pekerja kantoran merupakan dua pekerjaan yang biasanya dijalani wanita secara bersamaan. "Wanita yang berkarir diharapkan juga dapat mengurus rumah tangga. 
 
Oleh karena itu, wanita sering mengalami kurang tidur," ungkapnya. Keadaan kesehatan, Beberapa penyakit menyebabkan seseorang butuh banyak waktu tidur atau sebaliknya. Selain itu, ada juga efek samping dari obat yang membuat mengantuk. Aktivitas harian, Santi mengatakan bahwa orang yang tinggi aktivitas hariannya membutuhkan waktu tidur lebih banyak untuk memulihkan kondisi.


Komentar