Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi

Perempuan Indonesia Banyak Yang Mengalami Obesitas

Pria4d - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat banyak perempuan Indonesia mengalami obesitas sentral. Dilansir "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, Jumat , jumlah peserta program Periksa Kesehatan Gratis (CKG) mencapai sekitar 8,2 juta jiwa dalam empat bulan terakhir Februari 2025. 

Berdasarkan data Kemenkes per 12 Juni 2025, sebanyak 50 peserta perempuan dan 25 peserta laki-laki mengalami obesitas sentral. Lalu, apa sebenarnya obesitas sentral itu?  Ini penjelasan dokter. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, obesitas sentral ditandai dengan lingkar pinggang lebih dari 80 cm pada perempuan dan lebih dari 90 cm pada laki-laki. 

Obesitas sentral juga kerap menjadi faktor risiko berbagai penyakit kronis, seperti jantung dan stroke.", Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan obesitas sentral merupakan kondisi di mana lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita. Obesitas sentral juga kerap menjadi faktor risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan stroke. 

Apa itu obesitas sentral?Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, Obesitas sentral merujuk pada adanya lemak berlebih di area perut, bagian tubuh antara dada dan panggul.



Obesitas sentral dikenal juga dengan istilah obesitas perut. Orang dengan obesitas sentral memiliki banyak lemak visceral atau lemak perut. Mengutip laman Kementerian Kesehatan, obesitas sentral merupakan kumpulan lemak berlebih di area perut atau lambung. Jika lingkar pinggang seseorang lebih dari 80 cm pada wanita dan lebih dari 90 cm pada pria, maka dianggap mengalami obesitas sentral. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada orang dewasa mulai dari usia 15 tahun. 

Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas sentral pada penduduk usia di atas 15 tahun secara nasional sebesar 36,8 persen. Tiga provinsi teratas, yakni DKI Jakarta dan Sulawesi Utara, sama-sama sebesar 45,7 persen, lalu Papua Tengah sebesar 44,3 persen. Menurut "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, obesitas sentral ditandai dengan penumpukan lemak di area sekitar dan di antara organ dalam seperti lambung dan usus. 

Samuel Dagogo-Jack, MD selaku presiden American Diabetes Association mengatakan bahwa lemak visceral menghasilkan racun yang memengaruhi cara kerja tubuh. Di antaranya adalah zat kimia yang disebut sitokin, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin, yang dapat memicu diabetes. 

Sitokinin juga menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan kanker tertentu. Menurut peneliti American Cancer Society Eric Jacobs, PhD, lemak perut telah dikaitkan dengan kanker usus besar, esofagus, dan pankreas dalam beberapa tahun terakhir. Cara terbaik untuk mengurangi obesitas sentral adalah dengan menurunkan berat badan. Menurut Dagogo-Jack, menurunkan berat badan sedikit saja dapat membantu mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.


Komentar