Pria4d -Berbeda dengan infeksi bakteri biasa yang dapat disembuhkan dalam hitungan hari, tuberkulosis (TB) memerlukan pengobatan berbulan-bulan. Hal ini dikarenakan sifat bakteri penyebabnya yang unik, yakni Mycobacterium tuberculosis yang jauh lebih resistan dan kompleks. "TB bukanlah bakteri biasa.
Bentuknya menyerupai jamur, dinding selnya sangat tebal, dan lebih melekat kuat pada jaringan tubuh. Itulah sebabnya pengobatannya memerlukan waktu yang lama dan tidak dapat dibandingkan dengan infeksi lainnya," jelas apoteker apt. Rahmat Hidayat, S.Farm., MSc dalam acara Kemencast yang disiarkan di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Minggu.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab penyakit TBC dan dikenal sangat tahan banting dibandingkan jenis bakteri lainnya. Bakteri ini seperti jamur (myco), memiliki dinding sel yang tebal, dan dapat bertahan hidup di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala selama bertahun-tahun pada fase laten. "Jika bakteri biasa dapat diobati dengan antibiotik umum dalam beberapa hari, TBC memerlukan antibiotik khusus dan dikonsumsi dalam jangka waktu lama karena struktur bakterinya sangat kuat," kata Rahmat.
Resistensi bakteri ini juga menjadi alasan utama mengapa pasien TBC harus menjalani terapi kombinasi minimal enam bulan, atau bahkan lebih lama jika pengobatan tidak tuntas atau terjadi resistensi obat.Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, Bakteri yang belum sepenuhnya mati dapat bertahan hidup dan bermutasi menjadi lebih resistan jika pengobatan TBC dihentikan terlalu dini. Kondisi ini dikenal sebagai TBC multidrug-resistant (MDR-TB) dan sangat sulit diobati.

Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, "Jika pengobatan tidak tuntas, risikonya tinggi. Bakteri dapat menjadi resistan dan membutuhkan obat yang lebih kuat dengan efek samping yang lebih berat," kata Rahmat. Oleh karena itu, pasien TBC dituntut untuk menjalani pengobatan secara disiplin dan konsisten.
Pemerintah melalui program DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) terus memberikan pendampingan langsung kepada pasien agar terapi terlaksana dengan benar. Gejala TBC bisa tak terasa bertahun-tahun, TB juga memiliki ciri laten, yaitu bakteri masuk ke dalam tubuh dan bersembunyi tanpa menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Pada fase ini, sistem imun masih dapat mengendalikan bakteri tersebut, namun jika sistem imun melemah, TB dapat menjadi aktif dan menular. "Bisa menetap di paru-paru, limpa, bahkan otak.
Nantinya, ketika jumlahnya banyak dan sistem imun menurun, barulah TB aktif dan menimbulkan gejala," kata Rahmat. Gejala umum TB antara lain batuk berkepanjangan, demam, berat badan turun drastis, dan keringat malam. Namun, pada beberapa kasus yang parah, TB dapat menyerang otak (meningitis TB) atau organ tubuh lainnya (TB milier) dan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Pentingnya vaksinasi dan deteksi dini, Bayi menerima vaksin BCG untuk mencegah komplikasi serius.
Vaksin ini efektif dalam melindungi terhadap TB berat pada anak-anak, tetapi tidak cukup untuk mencegah infeksi aktif pada orang dewasa. Oleh karena itu, vaksin baru seperti M72 sedang dikembangkan untuk melindungi kelompok usia produktif dari fase laten TB. "Orang dewasa tidak boleh mengonsumsi BCG. Jadi jika kita ingin mengendalikan TB pada populasi yang lebih luas, kita membutuhkan vaksin tambahan seperti M72," kata Rahmat. Sebagai negara dengan prevalensi tuberkulosis tertinggi kedua di dunia, Indonesia menjadi salah satu lokasi uji klinis vaksin M72 dan terus berupaya meningkatkan program pengendalian TB nasional.
Komentar
Posting Komentar