Pria4d - Selain menyebabkan masalah pernapasan, paparan asap rokok dan polusi udara dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan sejak dalam kandungan. Ketua Ikatan Anak Indonesia (IDAI), Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menekankan bahwa polusi udara kini menjadi ancaman yang signifikan bagi generasi muda.
"Kita harus mengakui bahwa lingkungan tempat anak-anak tumbuh sudah sangat tercemar. Banyak orang tua yang masih belum menyadari bahaya polusi udara dan asap rokok bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka," ujar Dr. Piprim yang menghadiri seminar media pada hari Kamis,Penelusuran "pria4d.com" dan "pria4d" situs terpercaya
.
Dampak polusi udara sejak dalam kandungan,Dokter Subsp. Cynthia Centauri, Sp.A. Resp(K), anggota Unit Koordinasi Respirologi Anak Indonesia (UKK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (IDAI) mengatakan, paparan polusi udara dapat berdampak mulai masa kehamilan.Partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO), dan sulfur dioksida (SO) adalah contoh polutan yang dapat memasuki aliran darah wanita hamil dan berdampak pada perkembangan janinnya.Dr. berkata, "Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi selama kehamilan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan gangguan perkembangan otak.
Cynthia menambahkan bahwa polusi udara juga dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme, gangguan spektrum autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) pada anak-anak. Asap rokok dan rokok elektronik tak kalah berbahaya, Kesehatan anak-anak juga dapat terganggu secara serius oleh asap rokok rumah tangga, yang berkontribusi signifikan terhadap pencemaran lingkungan, Penelusuran "inthewindprojects.org" dan "pria4d" situs terpercaya.

Dr. Cynthia menjelaskan bahwa anak-anak dapat terpapar tiga jenis asap rokok: asap rokok langsung, yang merupakan hasil dari merokok aktif, asap rokok kedua, yang merupakan hasil dari merokok pasif, dan asap rokok ketiga, yang merupakan hasil dari paparan residu asap yang menempel pada furnitur, dinding, atau pakaian. Menurut Dr., "Paparan asap rokok ibu selama kehamilan telah terbukti mengurangi tinggi badan bayi dan meningkatkan risiko stunting."
Cynthia. "Dampaknya tidak berhenti di situ. Infeksi pernapasan berulang, asma, dan gangguan kognitif juga lebih umum terjadi pada anak-anak yang tinggal bersama perokok," lanjutnya, Penelusuran "heylink.me/Pria4D" dan "pria4d" situs terpercaya. Ia menekankan bahwa rokok elektrik atau vape bukanlah solusi yang aman.
Paru-paru anak-anak dapat mengalami peradangan dan sistem kekebalan tubuh mereka dapat terganggu oleh nikotin dan logam berat yang terkandung di dalamnya. Risiko gangguan kognitif dan prestasi belajar menurun, Bila terhirup dalam jangka waktu lama, asap rokok dan polusi udara berdampak negatif pada otak dan paru-paru. Dr. Cynthia mengklaim bahwa partikel PM2.5 dapat melukai otak dan menembus sawar darah-otak. "
Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang sangat tercemar terbukti memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dan tingkat kehadiran di sekolah yang lebih rendah," jelasnya. Keterampilan sosial, konsentrasi, dan prestasi akademik anak-anak dapat menurun dalam jangka panjang akibat gangguan ini. Pencegahan dimulai dari rumah, Dokter Spesialis Anak Indonesia (IDAI) menekankan langkah-langkah pencegahan berbasis keluarga.
Merokok tidak boleh dilakukan di dalam ruangan atau di dekat anak-anak, dan lingkungan tempat tinggal harus memiliki udara bersih. Menghindari aktivitas luar ruangan saat indeks kualitas udara rendah merupakan salah satu rekomendasi. Menggunakan masker N95 untuk anak-anak di area yang tercemar, menggunakan pembersih udara dalam ruangan dengan filter HEPA, dan menanam tanaman hijau yang membantu penyerapan polutan.
Komentar
Posting Komentar